Tertawa. Pulau Bunyu Kalimantan Timur. Charles Spencer Chaplin dilahirkan pada tanggal 16 April 1889 di kota London – Inggris. Ayah dan ibunya berprofesi sebagai penyanyi. Tapi karena tabiat ayahnya yang pemarah, pemabuk, dan kasar membuat ibunya tidak tahan. Mereka bercerai ketika Charlie baru berumur satu tahun. Karena keadaan ini, semasa kanak-kanaknya Charlie selalu kekurangan uang, namun ia dan kakaknya yang berlainan ayah (Sidney) tidak pernah merasa kekurangan kasih saying dari ibu mereka.
Sejak kecil Charlie selalu dibawa ibunya yang bekerja sebagai penyanyi di teater pada malam hari. Sebab di kamar sewaan mereka tidak ada orang yang mengasuhnya. Pada suatu malam suara ibu Charlie pecah di panggung sehingga penonton mengejek-ejeknya. Manager panggung yang pernah melihat Charlie "jual lagak" di belakang panggung segera memaksa Charlie untuk naik keatas panggung menggantikan ibunya. Diantara kepulan asap rokok, Charlie menyanyikan lagu Jack Jones yang pada masa itu sedang populer.
"Baru setengah lagu, penonton melemparkan uang hingga bertebaran diatas panggung. Saya berhenti bernyanyi untuk memunguti uang-uang itu dulu sehingga penonton tertawa tergelak-gelak dan manager panggung buru-buru membantu saya untuk mengumpulkan uang-uang itu. Saya kira ia akan mengambil uang itu sehingga saya segera mengejarnya. Penonton menjadi tertawa lebih keras lagi. Baru setelah manager panggung menyerahkan uang-uang itu kepada ibu, saya meneruskan nyanyian", kata Chaplin dalam biografinya yang diterbitkan secara serempak dalam delapan bahasa pada tanggal 1 Oktober 1964.
Charlie memang sangat dikenal di Inggris maupun di China, di AS maupun di Rusia, di Swedia maupun di Indonesia. Sebab ia berkomunikasi dengan penontonnya dalam bahasa hati, sehingga komedi Chaplin di juluki sebagai "Ketawa Esperanto" oleh seorang pujangga Perancis, Jean Cocteau.
Pesuruh Sherlock Holmes
Pada umur delapan tahun Charlie sudah menjadi seorang penari professional di London. Saat itu suara ibunya sudah tidak laku lagi. Namun karena penghasilan yang kecil membuat mereka akhirnya terpaksa tinggal di penampungan orang-orang melarat. Ibu dan anak dipisahkan. Hanya pada hari-hari tertentu mereka boleh bertemu di sebuah ruangan. Pertama kali bertemu, Charlie menangis melihat ibunya mengenakan pakaian seragam rumah penampungan. Sang ibu lalu mengusap-usap kepala Sidney dan Charlie yang digunduli di panti itu dan memberi mereka sekantung permen yang dibelinya dari hasil merajut.
Kemudian anak-anak dipindahkan ke sekolah berasrama, sehingga jika ingin bertemu mereka bertiga kabur dan berkumpul di taman. Hingga suatu hari Sidney diberi tahu bahwa ibunya menjadi gila dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. "Sidney tidak memperlihatkan reaksi apa-apa. Ia meneruskan bermain lagi bermain bola. Setelah permainan selesai, ia mencari tempat sepi untuk menangis", Charlie bercerita.
Setelah ibunya dimasukkan ke rumah sakit jiwa, lalu Sidney dan Charlie diserahkan kepada ayah Charlie yang sudah menikah lagi dan juga sudah memiliki anak. Di rumah itu mereka berdua tidak betah. Beruntung ibu mereka kemudian sembuh walaupun hanya sebentar sehingga bisa berkumpul dengan mereka berdua lagi. Charlie pun mencoba beberapa macam pekerjaan, antara lain ia pernah menjadi pesuruh.
Keris dan asal-usul senjata tradisional ini di Indonesia
-
Video: Keris dan asal-usul senjata tradisional ini di Indonesia | TV
Kampung. Senjata tradisional adalah produk budaya yang lekat hubungannya
dengan s...
7 years ago