BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


Hakim PN Jakarta Pusat Menerima suap dari kurator PT Sky Camping Indonesia

Hakim PN Jakarta Pusat Menerima suap dari kurator PT Sky Camping Indonesia. Info sangat penting tentang Hakim PN Jakarta Pusat Menerima suap dari kurator PT Sky Camping Indonesia. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Hakim PN Jakarta Pusat Menerima suap dari kurator PT Sky Camping Indonesia

Tim penyidik tak lupa mengamankan uang sebesar Rp 200 juta dan Toyota Avanza hitam nomor polisi D 1699 VN yang dikendarai oleh ID. Setelah itu, tim KPK membawa keduanya ke Jakarta. Sekitar pukul 22.45 WIB, tim pun tiba di Gedung KPK dan langsung memeriksa keduanya secara intensif di lantai 8 gedung KPK. Jumat (1 Juli 2011) KPK menetapkan kedua sebagai tersangka 1. Imas Dianasari: Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial PN Bdg Menerima uang Rp 200 juta sebagai jasa agar gugatan serikat pekerja PT OI ditolak oleh Mahkamah Agung (MA). 2. Muhtadi Asnun: Hakim PN Jakarta Pusat Menerima suap dari kurator PT Sky Camping Indonesia Puguh Wirayana terkait kasus kepailitan perusahaan. 3. Syarifuddin: Ketua Majelis Hakim PN Tangerang Diduga terima suap sehingga memutus bebas Gayus Tambunan. 4. Ibrahim: Pengadilan Tata Usaha Negara di Jakarta Pusat Diduga menerima suap sebesar Rp300 juta dari Adner terkait kasus yang bergulir di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, Jakarta. 5. Iskandar: Hakim di PN Lhoksukon Tertangkap sedang menghisap ganja Rumah berdinding cokelat di gang sempit Jalan Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, itu tampak sepi. Dua hari sebelumnya pada 8 Juni 2011, puluhan ibu-ibu berunjuk rasa di depan rumah tersebut. Mereka berteriak-teriak mengusir sang empunya rumah karena dinilai meresahkan. Sang empunya rumah adalah Siami, ibu dari Al yang merupakan siswa kelas VI SD Negeri Gadel II. Sementara, sebagian ibu-ibu yang berunjuk rasa di rumah Siami adalah wali murid kelas VI SD Negeri Gadel II. Sejak 10 Juni 2011, Siami mengungsi ke rumah orang tuanya di Dusun Lumpang, Desa Sedapur Klagen, Kecamatan Gadel, Kabupaten Gresik. Berita Hankam, Militer, TNI. Majalah Otomotif Online. Penerbangan, Pariwisata. Ponsel, Komputer, Seluler, Kamera Digital. Kotabumi, Lampung Utara. Maritim, Kapal, Laut. Resep Memasak, Kuliner Kesehatan. Tourism and Aviation. Cooking Recipes. Gambar Kartun. Ia mengaku takut dan terusir dari rumahnya setelah warga setempat berunjuk rasa mengecam dirinya. Pangkalnya adalah tindakan Siami yang membongkar contek massal di SD Negeri Gadel II. "Saya sempat diamankan di Kepolisian Sektor Tandes Surabaya," katanya. Ia mengaku keselamatannya terancam dan tak akan kembali ke rumahnya, meski sejumlah warga memintanya kembali ke kampung dan menyatakan meminta maaf. Ia bersama kedua putranya memilih berdiam di rumah orang tuanya hingga pengumuman hasil Ujian Nasional mendatang. Rumah yang kini didiami Siami terlihat sederhana, berlantai semen dan berdinding papan. Di dalam rumah seluas 100 meter persegi ini, hanya lemari dan meja kursi yang menjadi perabot rumahnya. Rumah tersebut ramai dengan tetangga dan kakak Siami selalu mendampinginya. Al, katanya, terus mendapat ranking satu sejak kelas 1. Cara belajar di rumah pun, kata Siami, sama dengan siswa lainnya. Al selama ini belajar didampingi bapaknya Widodo yang bekerja di pergudangan Margomulyo Surabaya. "Tak pernah les, les hanya menjelang ujian nasional," katanya. Ia menjelaskan awalnya Al tak mengaku memberikan contekan saat ujian nasional lalu. Namun, Siami justru mengetahuinya dari teman sekolah di kelas yang berbeda. Jawaban Al, katanya, disalin dan diedarkan ke seluruh kelas 6A dan kelas 6B. Modusnya, Al menulis jawaban di kertas buram yang disediakan wali kelas Fatkhur. Namun, saat itu Al tak memberikan seluruh jawabannya yang dianggapnya benar. Alasannya, ia mengaku kesal dan takut dengan orang tuanya. "Sekitar 40-50 persen jawabannya berbeda," katanya.


Powered By : Blogger